Cinta Istimewa





cinta sulit diungkapkan kata
cinta sukar diterjemahkan logika
tapi cinta dapat dicerna dengan rasa
diawali dengan pandangan mata
diakhiri dengan tetesan air mata

mungkin cinta itu buta
tak butuh seberapa indah rupa
tak butuh seberapa banyak harta
tak perlu panjang-pendek usia

mungkin cinta itu gila
demi cinta hilanglah nyawa
demi cinta lenyaplah citra
demi cinta sirnalah etika
bahkan demi cinta, lepaslah agama

ku bertanya tentang cinta istimewa
yang menyajikan setumpuk bahagia
dalam meja kehidupan yang fana
yang membersihkan segala derita
dalam rongga jiwa yang ternoda

ku bertanya tentang cinta istimewa
yang menjanjikan suka cita
dalam balutan asmara
yang mengabdikan segenap rasa
hanya pada satu nama




Bukan Mentari




mungkin aku bukan mentari
yang selalu menyinari hari-harimu
yang menghangatkan keringnya jiwamu
yang mengiringi tiap langkahmu
yang menyejukkan resahnya anganmu

mungkin aku bukan mentari
yang senantiasa kau tunggu fajarnya
membunuh malam dan semua rayuannya
saat mata tersiksa tak mampu memejamkannya
akan godaan kerinduan pada sosoknya

aku memang bukan mentari
yang mampu menemanimu hingga senja berlari
menghina panasnya cahanya  saat siang hari
menjemur kegelisahanmu tak pernah henti
dan meninggalkan hatimu yang terkunci

aku hanya punya hati
yang dalam jauh kau sanggup nikmati
yang saat sedih kau bisa tangisi
yang selalu dapat kau miliki
walau ku tahu, ku tak selalu disisi
karena aku bukanlah mentari pagi



Dengan Senyummu







Dengan Senyummu
mampu menggiris jutaan luka
atas kejamnya putus asa menimpa
mampu menepis kepingan derita
yang menggerogoti belahan jiwa
mampu menyulam setiap duka
menjadi butiran canda penuh tawa

Dengan senyummu
duka durjana nan menemani
sirna hanya oleh lesung pipi
bencana nan menyakiti
terdiam sejenak dalam sunyi
serpihan-serpihan nestapa kini
terbang tinggi tertiup angin mimpi

Dengan Senyummu
ku bersahabat dengan cinta
yang menyenangkan kala berjumpa
dan membosankan saat berpisah
ku rasakan tentram jiwa dalam cita
yang melumpuhkan segala kecewa
dan meruntuhkan semua keluh kesah

Denganmu Senyummu
ku terbuai mesra dalam candu
memaksaku menghafal bayangmu
yang mengganggu waktu tidurku
oh tuhan, ku terjebak rindu
rindu ini laksana bola salju
semakin bergulir semakin membatu

dan sungguh cukup
hanya dengan senyummu
ku temukan samudra cinta

kan ku selaminya penuh asa

Heningkan Cipta





Heningkanlah cipta

Bila sirna segala harapan

Bila tenggelam dalam impian

Bila bertamu badai ujian

Kau gugur laksana dedauanan

Melayang terpental akan kepedihan

Cukup bertahan dan tegakkan badan


Saat hati terjangkit sejuta pilu

Saat logika berhenti lalu membeku

Saat tak ada nyawa yang membantu

Kau sekedar mayat, diam dan kaku

Membenci takdir yang berlaku

Cukup syukuri semua nikmatmu



Heningkanlah cipta

Jika lemah mulai menghampiri

Jika derita tiba menghantui

Jika air mata selalu menghiasi

Kau hina, bersahabat dengan sepi

Akibat beban dosa yang dimiliki

Sujudlah, mohon ampun pada Ilahi


Kala hitam mata memandang

Kala mimpi membuai setiap orang

Kala rembulan anggun menderang

Kau menangis sambil berbincang

Ceritakan segala nestapa yang datang


Angkatlah tangan, berdoa dengan tenang

Terbaring



Ku terbaring lama.
Lesu tak berdaya.
Lemah tak berharga.
Lunglai tak bernyawa.

Ku terjatuh nyata.
Diam tanpa kata.
Hina tanpa makna.
Mati tanpa asa.

Lalu terbunuh duka.
Raga yang fana.
Rasa yang lara.
Jiwa yang luka.

Adakah setitik cinta?
Mengubah segala petaka.
Menghapus segala siksa.
Memaafkan segala dosa.

Ternyata ku masih terbaring,
Berharap semuanya sempurna.


Perahu Kita



Jalan itu harus tetap dihadapi, tetap harus kita lewati,
Layaknya awal keyakinan dalam perahu yang kita ditumpangi.
Walaupun arus itu begitu kasar
Hadangan ombak nan besar
Dihiasi karang-karang tajam terhampar

Tapi wajib terbesit dalam ingatan
Tiada arus terlalu kuat, yang mengoda setiap semangat.
Tiada ombak terlalu tinggi, guna dikayuh diatas buih.
Tiada palung terlalu dalam, selain menikmati hingga lelah.

Bayangkanlah dermaga yang indah disebrang sana.
Kita yang memutuskan untuk naik ke perahu
Dan memegang masing-masing dayungnya.
Selaras mengayuhnya sampai tujuan yang kita mau.
Ombak besar, Palung dalam.
Panas terik, Hujan berangin.
Atau apapun itu,.
Harus disusuri sang lautan luas
Yakinlah, badai pasti berlalu.

Sudah saatnya, kita kayuh lagi dayung-dayung
Sesemangat mungkin,akan cita yang tergantung
Semampu mungkin lewati badai tak terhitung
Bersama-sama, bekerjasama, bersinergi dan berkesinambung.
Ingatkah kata sebuah petuah dulu,?

Bunga Tamanku

Bunga Tamanku

kau datang membawa senyuman
menyapa taman hati nan gersang
kau belai mesra penuh kelembutan
sirna duka lara menjadi riang

cukup hanya satu ucapan
kau hapus ribuan kegamangan
kata “sayang” yang terlontarkan
sudahi semua penantian panjang

oh mungkinkah ini sebuah perasaan?
sejuta derita kau sihir menjadi bahagia
air mata kau sulap menjadi canda
seribu luka kau sulam dengan tawa

kau menyirami gersangnya hati
kau menerangi kelamnya mimpi
kau maklumi kekurangan diri

oh engkaukah sang bidadari?
apakah dirimu bulan untuk malamku?
ataukah dirimu mentari dalam hidupku?
mungkinkah dirimu bunga di tamanku?
Bersyukur dan Melangkahlah!

Bersyukur dan Melangkahlah!


Ujian dan cobaan layaknya pemandangan indah menghiasi perjalanan hidupmu,  
Biarkan lepas matamu menatap.
Tetaplah senang hatimu merasa.
Teruslah ringan kakimu melangkah.
Saat perjalananmu saja sudah sedemikian indah
Pastikan tujuanmu lebih indah dan semakin indah juga penuh kebahagiaan.
Kau tak akan pernah mengemban masa depan yang cerah dan penuh kebahagiaan,
Selama masih kau gendong masa lalu yang suram dan menyakitkan
Sehebat apapun caramu tidak akan pernah bisa perbaiki masalalumu.
Namu hebatkan caramu untuk masa depanmu yang lebih baik.
Belajar dan syukuri masa lalumu.
Ketika anda dipermukaan lautanda hanya saja melihat hamparan saja,
Menyelamlah !
Akan banyak ikan dan terumbu karang nan indah.
Bahagiamu adalah saat kau mendalami fikir dengan hati atas semua yang terjadi
Karena mata hanya melihat bencana namun hati melihat cinta illahi.
Saat dunia tak indah buatmu, dimana lagi tempat tinggalmu?
Dunia yang luas terasa sempit saat kau himpit hati dengan keluhan.
Dunia terasa kejam saat kau liputi dengan kecemasan.
Dunia apa kata hatimu ditambah fikirmu.
Bahagiakan hatimu saat kau liputi dengan kecemasan.
Dunia apakata hatimu dan indahkan fikirmu.
Politik Menggelitik

Politik Menggelitik




Politik hanyalah sekumpulan intrik
Yang sekedar janji tanpa titik
Yang sekedar mencari simpatik
Inilah politik yang menggelitik
 
Katanya politik itu kejam!
Penuh kesesatan yang kelam
Layaknya gelap saat malam
Tak pandang putih dan hitam
Ia sedia menerkam
 
Katanya politik itu setan!
Suka mengumbar ribuan harapan
Guna mendapatkan kesempatan
Duduk manis di kursi kekuasaan
Lalu sigap meraup keuntungan
 
Lalu saat politik menggelitikmu 
Mungkin cukup diam berpangku tangan
Seketika bisu sambil menyaksikan
Seraya mencaci, menghujat, tanpa alasan
Bahkan sedikit frontal unjuk rasa di jalan


"Penjara Kerinduan"





"Penjara Kerinduan"

kala malam menjemput.
saat itulah rinduku menghanyut.
 
tenggelam mesra dalam kenangan
melayang indah bersama bayangan
 
mungkin malam bisu.
tapi tidak jiwaku.
 
mungkin bintang bersinar terang.
tapi tidak hatiku.
 
mungkin mimpi menggoda.
tapi rindu tetap menyiksa.
 
ohh malam...
 
bisakah ku terlelap tanpa bayangnya.
ku terpenjara dalam kerinduan