Bintang

Bintang


Mimpi 

yang tak pernah tersentuh
jika memaksa mengikutinya
tak mustahil takdir menyapa

esok adalah hal yang baru
untuk menciptakan hal terbaik
sesuai yang cita inginkan

dan malam adalah bekal menghadapinya

malam tak berselimut kabut
angin menyapa dengan lembut
nyanyian kodok penghantar tidur
entah bulan kemana
untung bintang pamer keelokan/gemerlap
selamat malam teman

Selamat Pagi Guru






Selamat pagi guru .....

entah sudah berapa kata kau ucapkan
entah sudah berapa jam kau habiskan
entah sudah berapa ilmu kau persembahkan
entah sudah berapa kebaikan kau tanamkan
kau masih mampu tersenyum bahagia

lipatan-lipatan buku
coretan-coretan pena
jejeran-jejeran kayu
teriakan-teriakan nyata
bukti kasih sayangmu
bukti sikap pengorbananmu

Selamat pagi guru .....
terima kasih atas segala keikhlasanmu
terima kasih atas semua ketulusanmu
terima kasih pula penuh kesabaranmu
terima kasih telah mendidikku dengan hatimu

doaku selalu mengiringi langkahmu
tak akan ternilai jasa baikmu
namamu selalu kusemat dalam hati
inilah aku dari gelap untuk kau terangi


Cinta Istimewa





cinta sulit diungkapkan kata
cinta sukar diterjemahkan logika
tapi cinta dapat dicerna dengan rasa
diawali dengan pandangan mata
diakhiri dengan tetesan air mata

mungkin cinta itu buta
tak butuh seberapa indah rupa
tak butuh seberapa banyak harta
tak perlu panjang-pendek usia

mungkin cinta itu gila
demi cinta hilanglah nyawa
demi cinta lenyaplah citra
demi cinta sirnalah etika
bahkan demi cinta, lepaslah agama

ku bertanya tentang cinta istimewa
yang menyajikan setumpuk bahagia
dalam meja kehidupan yang fana
yang membersihkan segala derita
dalam rongga jiwa yang ternoda

ku bertanya tentang cinta istimewa
yang menjanjikan suka cita
dalam balutan asmara
yang mengabdikan segenap rasa
hanya pada satu nama




Bukan Mentari




mungkin aku bukan mentari
yang selalu menyinari hari-harimu
yang menghangatkan keringnya jiwamu
yang mengiringi tiap langkahmu
yang menyejukkan resahnya anganmu

mungkin aku bukan mentari
yang senantiasa kau tunggu fajarnya
membunuh malam dan semua rayuannya
saat mata tersiksa tak mampu memejamkannya
akan godaan kerinduan pada sosoknya

aku memang bukan mentari
yang mampu menemanimu hingga senja berlari
menghina panasnya cahanya  saat siang hari
menjemur kegelisahanmu tak pernah henti
dan meninggalkan hatimu yang terkunci

aku hanya punya hati
yang dalam jauh kau sanggup nikmati
yang saat sedih kau bisa tangisi
yang selalu dapat kau miliki
walau ku tahu, ku tak selalu disisi
karena aku bukanlah mentari pagi



Dengan Senyummu







Dengan Senyummu
mampu menggiris jutaan luka
atas kejamnya putus asa menimpa
mampu menepis kepingan derita
yang menggerogoti belahan jiwa
mampu menyulam setiap duka
menjadi butiran canda penuh tawa

Dengan senyummu
duka durjana nan menemani
sirna hanya oleh lesung pipi
bencana nan menyakiti
terdiam sejenak dalam sunyi
serpihan-serpihan nestapa kini
terbang tinggi tertiup angin mimpi

Dengan Senyummu
ku bersahabat dengan cinta
yang menyenangkan kala berjumpa
dan membosankan saat berpisah
ku rasakan tentram jiwa dalam cita
yang melumpuhkan segala kecewa
dan meruntuhkan semua keluh kesah

Denganmu Senyummu
ku terbuai mesra dalam candu
memaksaku menghafal bayangmu
yang mengganggu waktu tidurku
oh tuhan, ku terjebak rindu
rindu ini laksana bola salju
semakin bergulir semakin membatu

dan sungguh cukup
hanya dengan senyummu
ku temukan samudra cinta

kan ku selaminya penuh asa

Heningkan Cipta





Heningkanlah cipta

Bila sirna segala harapan

Bila tenggelam dalam impian

Bila bertamu badai ujian

Kau gugur laksana dedauanan

Melayang terpental akan kepedihan

Cukup bertahan dan tegakkan badan


Saat hati terjangkit sejuta pilu

Saat logika berhenti lalu membeku

Saat tak ada nyawa yang membantu

Kau sekedar mayat, diam dan kaku

Membenci takdir yang berlaku

Cukup syukuri semua nikmatmu



Heningkanlah cipta

Jika lemah mulai menghampiri

Jika derita tiba menghantui

Jika air mata selalu menghiasi

Kau hina, bersahabat dengan sepi

Akibat beban dosa yang dimiliki

Sujudlah, mohon ampun pada Ilahi


Kala hitam mata memandang

Kala mimpi membuai setiap orang

Kala rembulan anggun menderang

Kau menangis sambil berbincang

Ceritakan segala nestapa yang datang


Angkatlah tangan, berdoa dengan tenang

Terbaring



Ku terbaring lama.
Lesu tak berdaya.
Lemah tak berharga.
Lunglai tak bernyawa.

Ku terjatuh nyata.
Diam tanpa kata.
Hina tanpa makna.
Mati tanpa asa.

Lalu terbunuh duka.
Raga yang fana.
Rasa yang lara.
Jiwa yang luka.

Adakah setitik cinta?
Mengubah segala petaka.
Menghapus segala siksa.
Memaafkan segala dosa.

Ternyata ku masih terbaring,
Berharap semuanya sempurna.